Dulu banget, kalau mau install OS mau itu windows, linux atau hackintosh. biasanya yang dilakukan adalah download dulu file ISOnya, kemudian burn ke DVD. Beberapa waktu kemudian, praktik ini mulai ditinggalkan DVD installer diganti dengan Flashdisk, alasannya lebih praktis, proses instalasi lebih cepat, dan menghindari ada data yang tidak terbaca dengan sempurna ketika proses instalasi. Maklum zaman install windows dari DVD sering kali DVDnya karena terlalu sering dipakai, dan atau nyimpennya kurang hati-hati DVDnya suka gores-gores walhasil sering banget, proses instalasi gagal ditenggah jalan karena ada file yang gagal dibaca. Hal kayak begini ngak pernah kejadian ketika Install windows atau OS lain lewat USB flashdisk.
Install windows dari USB ini lambat laut menjadi standart baru yang memudahkan. Proses pembuatan installernya cepat, umumnya bisa pakai tools seperti rufus, wintoflash, rmprepusb dll. saya sih lebih sering pakai rufus. Ada satu kesamaan dari aplikasi tersebut! yakni setiap Flashdisk hanya bisa diisi oleh satu sistem operasi.
Hal yang sering terjadi adalah kalau ada 2 laptop yang ingin diinstall OS, laptop A akan di install windows 10, dan laptop B akan diinstall Windows 7 dan saya hanya punya satu flashdisk, maka saya harus buat satu installer dulu (misalkan win10) ke flashdisk dengan rufus, install laptop A sampai selesai, kemudian flashdisk tadi diformat ulang, baru buat lagi installer win7 dengan rufus, baru kemudian nginstall laptop B.
Bagi orang yang punya 2 flashdisk tidak terpakai, mungkin ceritanya agak sedikit berbeda, dia bisa langsung membuat 2 usb installer dengan OS yang berbeda-beda, lebih gampang, tadi boros flashdisk.
Nah biasanya flashdisk yang dipakai juga bukan flashdisk nganggur, dalam artian flashdisk yang digunakan adalah flashdisk yang biasa digunakan untuk menyimpan file kerjaan.
Proses backup data kerjaan, membuat usb installer dengan tertentu, kemudian menghapusnya dan membuat usb installer untuk OS lain yang dilakukan berulang-ulang ketika akan menginstall komputer biasanya bikin pegel. Apalagi kalau flashdisk yang dipakai masih versi 2.0 yang transfer datanya agak lambat. Padahal kalau dilihat lagi, kebanyakan flashdisk yang kita miliki zaman sekarang kapasitanya sudah gede banget, sudah agak jarang saya melihat orang pegang flashdisk 8 Gb. Kapasitas sebesar ini harusnya bisa menampung lebih dari satu sistem operasi.
Nah sekarang ada tools baru, yang memungkinkan kita membuat USB installer beberapa sistem operasi. Tools yang paling simple dan sudah saya coba adalah ventoy.
Dengan ventoy kita hanya cukup menyediakan satu USB flashdisk untuk berbagai macam OS. Ventoy mengizinkan kita menjalankan installer apapun dalam format ISO/WIM/IMG/EFI.
Dengan ventoy kita tidak hanya bisa menjalankan Windows 7,8,10 Installer, Linux (Ubuntu, Elementary, Opensuse dll), kita bahkan bisa menjalankan aplikasi lain seperti Acronis True Image, Dban, bahkan bootra1n hanya dengan dari satu flashdisk. pendek kata Ventoy membuat proses pembuatan USB installer menjadi lebih sederhana dan ringkas.
Nah bagaimana cara membuatnya?
1. Sediakan 1 flashdisk bisa USB 2.0 paling bagus USB 3.0 keatas.
2. Download aplikasi ventoy Pilih versi windows, jika anda pengguna windows, pilih linux jika anda menggunakan linux.
3. Hubungkan Flashdisk ke PC/Laptop, buka aplikasi ventoy. Pastikan tidak ada data penting di Flashdisk anda.
4. Pada contoh diatas, saya menggunakan flashdisk samsung DUA 32GB. Secara default ventoy menggunakan partisi MBR, jika ingin menggunakan UEFI, bisa diganti melalui option.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda