Ini merupakan Postingan Penutup dari 17 postingan sebelumnya yang kesemuanya berisi tentang review destinasi wisata yang ada di Semarang, Jogja dan Solo. ketiga tempat tersebut saya jadikan sebagai starting point menuju tempat-tempat wisata yang telah direncanakan. namun diantara ketiganya jogjalah yang terpilih sebagai starting point terlama karena lokasinya yang strategis dan menawarkan puluhan destinasi wisata menarik.
Jogja, siapa yang tidak mengenal Jogja, ada beragam jenis pelafalan tentang kota ini, mulai dari Yogyakarta, Jogja, sampai Yogya, ketika ditanya mana yang benar… hmmmmm saya tidak ambil pusing, apalaah arti sebuah nama, dilafalkan seperti apapaun, Jogja, tetaplan Jogja, kota dengan Seribu pesona. Secara administratif ada dua Jogja, yakni Kota Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. yang terakhir merupakan sebutan untuk sebuah daerah dengan level setingkat Provinsi. DIY kalau tidak salah terdiri dari 1 Kota dan 4 Kabupaten. nah kebetulan saya nangkring di Kota Jogjanya (kota Gudeng) yang punya tagline wisata “Jogja Never Ending ASIA”. sebuah tagline yang sempurna .
Jogja terkenal dengan Kawasan Malioboro yang hampir tidak pernah padam . Siang dimalioboro, punya suasana yang khas, begitu pula ketika dimalam hari. Angkringan adalah model kaki lima yang jamak sekali di Kota ini, salah satu makanan dan minuman yang terkenal adalah Sego Kucing dan Kopi Joss.
Jogja disebut-sebut sebagai destinasi wisata ke dua terbanyak dikunjungi oleh wisatawan setelah bali, maka tak heran, ketika musim liburan (sudah saya buktikan) Jogja penuh dengan wisatawan baik lokal maupun asing, bagi anda yang ingin ngetes kemampuan bahasa inggris, rasanya tidak sulit menemukan “musuk” praktek yang asli dikota ini .
kekuatan Jogja ada pada kekentalan budaya jawa, ini daya tarik yang luar biasa, khususnya bagi selain orang jawa, terlepas dari mulai merosotnya kecintaan budaya akibat pengaruh buruk globalisasi, saya tentu tetap berdoa, tagline Jogja tidak akan berubah selamanya.
“Jogja Never Ending Asia”
berbekal pengalaman selama beberapa hari “nangkring” dikota ini, saya memberanikan menulis beberapa pendapat pribadi tentang suasana maupun berbagai hal yang ada di Jogja.
mudah-mudahan beberahal berikut, dapat menjadi sebuah informasi kecil yang bermanfaat, khususnya bagi calon wisatawan yang hendak “nangkring” dijogja.
- Pusat Keramaian Jogja ada disepanjang Jalan Malioboro sampai alun-alun kraton Jogjakarta.
- Jalan Malioboro mempesona dimalam hari, namun agak semrawut disiang hari (jika tidak mau dibilang kumuh) sebab Gerobak pedagang kaki lima tidak semuanya disimpan (disembunyikan)
- Angkutan umum dijogja jumlahnya terbatas dan beroperasi hanya sampai jam 4 maksimal jam 5, kecuali Trans Jogja yang beroperasi sampai jam 8/9 malam.
- Tarif transjogja Rp.3000 rupiah sekali jalan (jauh dekat sama)
- Tidak semua destinasi wisata yang ada / dekat jogja dilalui oleh kendaraan umum, sehingga sangat disarankan anda membawa kendaraan pribadi.
- Menyewa Mobil / Sepeda Motor bisa jadi alternatif yang tepat untuk menjelajahi Jogja.
- Sewa mobil di jogja jarang yang mau lepas Kunci tarif sewa mobil berkisar antara 400 – 800 rb/12 jam termasuk supir
- Sewa sepeda motor dan sepeda ontel antara 40-70 rb/24 jam, khusus motor biasanya diharuskan menyetor uang jaminan berkisar antara 2jtan/kendaraan.
- Rental Mobil dan Motor atau Speda tersebar hampir disetiap sudut kota, bahkan beberapa Hotel menyediakan sewa kendaraan.
- dimusim liburan, Menyewa Sepeda motor lbh praktis dari pada mobil, sebab potensi terjebak macetnya lebih besar Mobil.
- Jalan malioboro adalah jalan Satu Jalur.
- Gudeng ternyata adalah Makanan Khas yang tidak enak (pendapat pribadi)
- menu yang ditawarkan warung makan disepanjang tempat wisata biasanya sama persis.
- Persaingan bisnis di Jogja dan sekitarnya cukup sengit, Jadi jangan heran bila anda dipanggil-panggil hanya untuk ditawari segelas Es Kelapa Muda .
- Harga baju termurah adalah Rp. 12500
- Hampir semua tukang becak dijogja menawarkan jasa ketempat tertentu dan diakhiri dengan berbelanja oleh-oleh dan kaos dengan tarif 5000, tukang becak tersebut mendapat komisi dari barang-barang yang anda beli di toko tersebut, meskipun ada yang menyatakan harga barangnya sama, namun secara pribadi saya merasa harganya overprice (harga dinaikkan untuk komisi tukang becak)
- Bakpia Pathuk banyak jenisnya, pada dasarnya tidak ada yang asli, yang asli adalah yang paling duluan muncul
- Menawar dengan bahasa jawa kadang-kadang membantu menurunkan harga barang.
- Mall ambarukmo besar, namun tata letaknya agak membingungkan
- Pasang bringharjo adalah pasar yang agak kumuh dari luar tetapi sangat bersih dan luas didalam dan cukup lengkap.
- Jangan takut kehabisan Hotel, sebab satu Gang di Jogja bisa berisi 9 hotel/losmen dengan harga yang ramah dikantong.
- Jangan terlalu percaya layanan hotel (laudri dan sewa kendaraan) karena biasanya harganya dimarkup besar-besaran.
- tarif hotel pada saat weekend dan liburan naik 100%
- Kopi jos bisa anda temui dengan mudah didekat stasiun tugu.
- Menu masakan diwarung lesehan sepanjang jalan malioboro saat malam hari rata-rata tidak enak dan agak mahal. Kecuali didaerah stasiun.
- Haram hukumnya menghidupkan mesin motor didalam gang
- beberapa layanan laundri di malioboro ternyata masih jadul, kebanyakan masih mengandalkan sinar matahari .saya tidak menemukan layanan yang benar-benar kilat. mungkin karena harganya murah.
- K24 adalah swalayan yang buka 24 jam.
- Tarif Ojek payung 5000
- bertanyalah dengan orang yang tepat dan jika tidak bisa bahasa jawa, usahakan hindari bertanya dengan tukang becak
- beberapa tukang becal mahir bahasa asing, jadi jangan heran.
- Bawalah GPS dan Peta terbaru, ini bakal sangat membantu.
- Jaringan ponsel di sepanjang malioboro pada saat liburan overcapacity.
- Malam Minggu adalah malam yang paling tepat untuk menikmati indahnya Malioboro, Jika beruntung anda akan menemukan pentas kesenian jalanan.
oke itu saja yang perlu saya tulis, jika nanti ada yang terlupa, bakal diupdate dikemudian hari,
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda