Bermula dari “meninggalnya IEM kesayangan” maka mau tidak mau harus mencari IEM lagi, cuman berhubung kwalitas build quality IEM yang dulu tidak begitu istimewa maka diputuskan untuk naik pangkat mencari IEM yang lebih baik. yang sulit adalah karena IEM adalah soal suara dan selera, dan suara tentu saja tidak bisa diamati hanya dari spesifikasi produk yang tertulis diatas kertas. sehingga untuk menghindari kekecewaan maka diputuskan untuk hunting IEM berdasarkan recommended list di forum auido.
setelah muter-muter sana sini diforum dan blog akhirnya saya memutuskan membeli Hippo VB second seharga 440 rb. kenapa beli second, karena liat harga barunya ngak kuat bro hehe
diforum audio IEM ini masuk kategori recommended IEM under 1 juta. jujur hal inilah yang benar-benar membuat saya tergoda .
oke langsung saja saya coba menuliskan penilaian saya terhadap produk IEM paling top di jajaran Produk Hippo. berdasrkan pendapat pribadi didasarkan pada “kuping kaleng” saya,
- Build Qualiti Produk
untuk buils qualiti terasa cukup baik, kebelnya lembut dan fleksibel (mudah ditekuk-tekuk), colokan 3,5 mm sudah berbentuk “L” yang konon katanya relatif lebih tahan banting. namun saya agak kaget ketika melihat bentuk kepala colokannya berbentuk segi empat dan ukurannya ternyata relatif diatas rata-rata. IEM ini sudah disertai jepitan baju, Y splitter yang cukup tangguh (kayaknya) serta pembagi kabel lagi. pendeknya sih build qualiy berada diatas IEM ane yang dulu (ya iyalah beda kelas ) dan diatas gambar-gambar di blog.
- Kwalitas Suara.
Kalo soal ini menurut ane sih bener-bener ajib, the best lah, sebab ane belum pernah ngerasain IEM dirange harga yang lebih tinggi.
salah satu fitur andalan Hippo VB adalah ada opsi mengubah-ubah besaran bas, dengan cara mengganti katubnya. ada 3 katub yang disediakan mulai dari 1 titik (ngak ada titiknya) 2 titik dan 3 titik, menutur pabrikan katub dengan tanda 3 titik adalah katub untuk full bass. berikut ini saya ceritakan pengalaman membandingkan ke tiga katub tersebut berdasarkan kuping kaleng saya :
so, jadi katub mana yang paling pas ? sejujurnya saya juga bingung sudah seminggu make ane masih coba mencocok-cocokan jenis katup. lebih baik ente coba sendiri dah
- Katub Satu Titik : Menurut pabrikan ini katub dengan level bass terendah, ketika saya coba memang rasa “bass”nya tidak terlalu nendang, bah menurut saya lebih kaya trablenya.
- Katub dua titik : sejujurnya kuping saya tidak dapat membedakan antara katub 2 titik dan 3 titik, menurut kuping saya perbedaannya sangat tipis. yang saya rasaka katub 2 titik cendrung berada di tengah (sesui nomernya) yang menghadirkan rasa “bass” pas. dan trable tetap ngisi.
- Katub tiga titik : satu satunya yang dapat saya ceritakan dari katub ini adalah katub ini agak over bass, di jenis lagu tertentu, saya menyebutnya agak “gleber” kaya speaker kelebihan power. meskipun efek glebernya ini tidak terlalu kuat, tapi menurut kuping jujur ini agak menganggu kenikmatan berdendang
dan pada akhirnya sayapun harus mengakui bahwa IEM ini tidak salah jika masuk dalam recommended list. hehe
Satu hal lagi yang agak mengganjal, terjadi sesuatu di earphone sebelah kiri, ketika earphone ditekan bunyi kretek-kretek, ane ngak tau apakah ini memang bawan pabrik atau bagaimana, cuman saya tes sampai volume full tidak ada gejala suara gleber atau sejenisnya yang menandakan speaker normal. saya masih bingung apa yang menyebabkan bunyi kretek-kretek, padahal body tidak goyang sama sekali. ane mau klaim, tapi nyatanya suaranya masih jozz tidak ada masalah, jadi saya putuskan untuk membiarkan saja.
IEM bagus rasanya kurang pas jika harus menggunakan player biasa-biasa saja, namun karena lagi-lagi budgen minim dan saya juga tidak mau ribet dengan terlalu banyak gadged maka diputuskan untuk mengambil Amplifier saja. pilihan jatuh pada FiiO E3, aplifier termurah dan paling imut di merek FiiO. untuk urusan amplifier sebetulnya saya tidak terlalu paham, karena ini kali pertama saya membeli apmlifier.
nah ketika disandingkan dengan Hippo VB, peningkatan suaranya sangat terasa, saking kuatnya ketika Hippo VB disandingkan dengan FiiO E3, saya ngak berani membuka volume suara sampai habis, untuk di ponsel paling buka 1/2 nya saja, untuk di PC lebih ekstrim lagi, cuma sekitar 1/4-1/3 volume komputer saja dengan kondisi volume audio player full. FiiO e3 memang sangat mungil ukuranya +- sama dengan 2 buah batre A3, tidak ada tombol sama sekali, sehingga pengaturan bass dan tetek bengeknya diserahka pada audio Player. FiiO e3 hanya dilengkapi 1 buah LED sebagai tanda bahwa Prangkat ini bekerja (hidup) dan sebagai indikator batre, jika LED berkedip2 itu tanda batre mau habis,
untuk urusan suara ngak ada kompain lah untuk amplifier imut ini, cuman satu yang saya sayangkan amplifier ini tidak bisa digunakan diponsel, karena sering terjadi dengung akibat sinyal ponsel. alhasil jika dipasang doponsel maka ponsel terpaksa harus dalam konsisi offline (airplane).
iseng-iseng saya sempat menyandingkan FiiO e3 dengan Headphone jadul saya (sonicgear Hd 200) kalo ngak salah seri.
hasilnya sungguh diluar dugaan Suara yang dihasilkan meningkat tajam, sampe kuping saya ikut getar karena basnya. jadi buat yang punya headphone ane rasa FiiO E3 perlu dicoba tuh, siapa tau suara headphonenya makin gahar hehehe
*selamat berdendang.
sumber :
- Pengalaman
- mantugaul.wordpress.com
- forum audio kaskus
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda