WHAT'S NEW?
Loading...

Demi zakat 50000 mereka meregang nyawa

Kemaren pas akhir ramadhan, sama pas hariraya ane ada liat berita tentang pembagian zakat gitulah. Oleh beberapa orang wajib jakat (muzakki) di beberapa daerah.
Setidaknya ada dua hal yang sedikit menggugah hati (gayanya hahaha) betul serius ini hehe

Pertama : kenapa zakatnya harus dibagikan kaya pembagian BLT gitu, dimana orang orang yang berhak antri one by one dirumah sang wajib zakat, kemudian mereka dikasih uang dengan nominal tertentu.

Kedua : kenapa harus ada desak-desakan dan jatuh korban, baik fisik maupun jiwa. Kan ngenes banget, ngak sesuai banget sama prinsip dasar zakat. Yah memang sih umur ada yang menentukan, tapi kan kita wajib berusaha memelihara tubuh dan memperpanjang usia. Ngak ada tuh ajaran yang nyuruh cepet-cepet mengakhiri hidup…

Tapi dari keduahal tersebut ane rasa akar permasalahannya Cuma satu, yakni pembagian zakat secara langsung dengan mengundang mustahiq kerumah dlm waktu yang bersamaan. Serta nominal zakat yang terlalu kecil.

Mengenai nominal zakat yang terlalu kecil, Mengutip dari sebuah situ zakat, dijelaskan bahwa “Tujuan akhirnya, zakat seharusnya dapat membuat masyarakat yang terbiasa menerima zakat menjadi kaum pembayar zakat (muzakki) di kemudian hari.  Lebih tepat zakat seperti ini berbentuk barang yang produktif yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencari nafkah.”( http://www.infozakat.com/)

Memang sih, orang bayar zakat saja itu sudah ibadah, dan bangus banget, ditengah kondisi kaum muslim yang masih banyak belum tergerak mensucikan hartanya. Tetapi, bukan berarti tata-cara ibadahnya tidak boleh dikritik, hal ini juga demi kebaikan para mustahiq dan menyempurnakan amalan muzakki.

Back to topik, Kalau ditelisik dari tujuan akhir zakat diatas, tentu tindakan muzakki yang membagikan zakat malnya dengan nomial 50000 kurang tepat, karna kebanyakan dari kita pasti tau apalah arti uang 50000, paling banter bisa buat makan satu keluarga standart selama 2 hari. Tentu kalau kondisinya seperti itu manfaat zakat jadi kurang maksimal, dalam artian orang yang tahun ini menerima zakat sebesar 50000, kemungkinan tahun depan pun statusnya masih belum bisa berubah menjadi muzakki betulkan…saya yakin ente sepakat sama ane :D

Selanjutnya perihal pembagian zakat yang rame-rame kaya bagi BLT, kenapa ane ngak setuju, pertama ane merasa bagi-bagi zakat gaya BLT itu menurut perasaan ane kok kayaknya sebuah tindakan yang “kurang” memuliakan mustahiq yah.,, bagaimanapun juga mereka, mustahiq kan kaum muslim juga, saudara seagama, sudah sepatutnya dimuliakan atau bahasa standartnya minimal dimanusiakanlah, atau kata mas jokowi di “uwongke”.

Tindakan membiarkan mereka panas-panasan, desak-desakan, rebutan masuk area pembagian zakat itu menurut saya sebuah tindakan yang kurang elek. Bisa kalau mau dibagikan langsung dengan mustahiq, tetapi seharusnya diatur, misalnya diatur dalam beberapa hari, diatur lokasinya sperti dibagi di rumah RT masing masing, ane rasa hal ini lebih elok. Hal kedua adalah pembagian dengan sistem ini jujur saja, berpotensi menciderai ibadah kita karena adanya potensi riya. Yang tentunya bisa mengurangai pahal to..

Itulah kira-kira pemikiran saya, saya yakin ada jutaan oranglain yang berpikiran sama seperti saya, mudah mudahan fenomena pembagian zakat “ngepas” ini tidak menjadi trend, karena semua juga pasti tau hal ini merupakan ibadah yang kurang optimal.

Sekian semoga tidak ada yang tersinggung, jika ada kebaikan yang saya sampaikan itu semata-mata kehendak dan atas ijin allah, dan bila ada kesalahan dalam kata-kata maupun rujukan itu murni kesalahan saya yang saya harapkan dapat dikoreksi dengan segera.

Jika ada yang kurang berkenan mohon disampaikan lewat yovieitem[at]gmail.com insyaallah akan saya respon secapatnya.

Salam 13 jari,,,

1 komentar: Leave Your Comments

  1. zakat adalah kewajiban umat islam, tetapi demi uang 50.000 lima puluh ribu rupiah suami tega menjual istrinya sendiri

    BalasHapus

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda