Candi ini letaknya tidak jauh dari candi borobudur(1,5 km) , dan berada di jalan utama yang sama, jika dari arah borobudur maka anda harus belok kanan di persimpangan, tidak usah bingung karena disana sudah ada petunjuk arah ke candi pawon.
Secara ukuran candi ini terbilang kecil, terletak di tengah-tengah hunian warga, berdekatan dengan masjid desa. didekat candi ini ada dua toko warung sevonir, barang yang dijualpun – + sama dengan barang-barang yang dijajakan di borobudur. pada saat berkunjung kesana suasana sepi, tidak ada wisatawan lain kecuali kami dan nampaknya memang tidak semua wisatawan yang berkunjung keborobudur menyampatkan diri memapir ke candi pawon, padahal jaraknya dari jalan utama ke arah borobudur tidak terlalu jauh, perkiraan saya hanya 200 meteran dari persimpangan jalan utama. itulah mengapa dijudul diatas saya menambahkan istilah “tenggelam dibawah kemegahan borobudur”, sebab memang itulah kenyataanya. saat kami berkunjung kesana loket dalam keadaan tutup, didepan loket tertulis angka Rp. 3000, saya rasa itu tarif retribusi untuk masuk kecandi ini.
untuk membatasi dengan rumah-rumah penduduk, disekeliling candi diberi pagar kawat, secara fisik saya kagum, karena kondisi candi ini masih sangat baik dan bersih, tidak ada coret-coretan, disekitar candi pun tidak ada sampah yang bertebaran, ini menandakan bahwa penduduk sekitar paham betul bahwa candi ini adalah aset yang berharga.
candi yang bercorak hindu ini katanya dulu merupakan tempat yang digunakan oleh Raja Indera yang bernama Vajranala untuk menyimpan senjata, desainnya merupakan gabungan antara Hindu Jawa Kuni dan India. salah satu hal yang unik adalah setelah diteliti ternyata relif pada candi pawon ini merupakan permulaan dari relief candi borobudur. wewww berarti borobudur paling muda dong.
nah jika anda berkunjung keborobudur, jangan lupa mampir kesini yah…
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda