“Merokok Membunuhmu” kalimat tersebut sekarang sering kita temui di setiap produk atau iklan rokok. Ya, kalimat tersebut adalah kalimat peringatan wajib yang dituntut oleh undang undang pengendalian tembakau. Selain kalimat peringatan, produsen rokok juga harus menampilkan gambar menyeramkan di setiap kemasan produk mereka.
Undang undang pengendalian tembakau juga mengatur perokok untuk tidak merokok disembarang tempat. Diantaranya tempat ibadah, rumah sakit, angkutan umum dan sekolah. Khusus di sekolah dahulu larangan merokok hanya berlaku bagi siswa saja, itupun biasanya karena tata tertib sekolah.
Karena berlaku hanya untuk siswa, maka tidak jarang guru guru yang perokok tanpa rasa bersalah merokok dilingkungan sekolah. Hal ini dianggap lumrah karena merokok boleh bagi orang dewasa dan terlarang bagi anak anak.
Sekarang, undang undang pengendalian tembakau tegas melarang merokok di sekolah. Akhirnya membuat guru guru yang perokok yang ingin merokok harus di tempat tersembunyi atau diluar jam mengajar di sekolah. Sebab jika terang terangan merokok berarti terang terangan juga mengajarkan siswa untuk melanggar aturan.
Bagi guru guru yang memilih nekat merokok secara sembunyi sembunyi maka situasi ini sama persis dengan tingkah laku siswa yang sudah mencoba coba untuk merokok. Para siswa kadang berani merokok di lingkungan sekolah secara sembunyi sembunyi. Seperti di toilet atau ditempat yang jarang terjangkau orang. Jika guru dan siswa sama sama sembunyi melakukan pelanggaran maka apa yang akan didapatkan siswa terkait dengan pembelajaran sikap disiplin, tertib dan taat aturan ?
Jika guru guru perokok memilih bersabar dan hanya merokok di lingkungan rumah atau diluar jam mengajar, lalu bagaimana dengan peringatan di kemasan rokok tersebut yang mengingatkan bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan dan bahkan bisa menyebabkan kebaikan ? Jika seorang guru terbiasa mengabaikan peringatan peringatan positif untuk dirinya, bagaimana dia bisa memberikan peringatan kepada muridnya agar tidak melakukan hal-hal yang membahayakan bagi diri mereka.
Bagaimana guru perokok memperingatkan siswa untuk tidak mencontek misalnya ? atau memperingatkan siswa untuk tidak mencoba coba mengkonsumsi narkoba ? Seperti di diketahui bahwa siswa yang berani mencoba coba untuk merokok maka memiliki resiko yang lebih besar untuk
berani mencoba coba mengkonsumsi narkoba.
Oleh karena itu, bagi bapak bapak atau ibu ibu (jika ada) yang terlanjur kecanduan merokok hanya ada 2 pilihan yaitu mencoba berhenti merokok atau berhenti jadi guru. Dengan berhenti merokok selain badan lebih sehat, secara psikologis lebih akan terasa lebih ringan dalam mengajarkan sikap positif terhadap siswa. Dan sebaliknya jika lebih suka merokok maka dengan berhenti jadi guru setidaknya akan mencegah kerusakan yang lebih parah terhadap anak anak didik yang kita ajar.
Pilihan berhenti merokok tentu adalah pilihan yang lebih rasional, karena dampaknya akan jauh lebih positif baik untuk pribadi guru yang bersangkutan maupun bagi siswa yang di ajarkan. Bagaimana cara berhenti merokok ? Ada banyak cara berhenti merokok yang tersaji di internet, masalahnya sejauh mana kesungguhan masing-masing kita untuk mau berhenti. Salah satunya dengan mengkonversi nilai rokok yang kita hisap setiap hari dengan sejumlah uang untuk di sedekahkan.
Mudah mudahan, pendidikan Indonesia cepat terbebas dari residu negatif yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, amin.
Ditulis oleh
arsad( arviantoni.com/sosbud/surat-sayang-untuk-bapak-guru-yang-masih-merokok/)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda