Coba perhatikan gambar diatas ! perhatikan baik-baik..
sudah paham?
kalo belum coba perhatikan gambar dibawah ini!
Sudah, ingat kan! terimakasih kalo sudah ingat
beberapa hari terakhir, dunia maya cukup ramai perbincangan tentang “anak Jendral”, lebih tepatnya seorang Mahasiswa aktif yang mengaku-aku anak jendral sebagai alasan pembenaran untuk masuk /menerobos ke jalur bis transjakarta. saking HOTnya berita ini, sampai-sampai ada yang mensotosop gambar BIS Transjakarta seperti gamabar “1” hehe
topik kita kali ini, sebenarnya tidak jauh dari “anak jendral” namun bukan dari sisi menjelek-jelekkan tindakannya, karna memang tindakannya kan sudah jelek banget.
kita cuma ingin menelisik fenomena bullying yang akhir-akhir ini beberapa kali terjadi di Dunia maya.
oke, biar jelas, dan tidak ada salah persepsi, yuk kita lihat dulu, makanan apasih bullying itu?
Bullying berasal dari kata Bully yang bermakna “ancaman”, bullying adalah sebuah tindakan yang (mengancam) yang biasanya dilakukan pada orang yang lebih lemah.
bullying menurut sumber yang saya baca (http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/01/bullying-apaan-tuh-443317.html) ada tiga jenis yakni secara :
- FISIK
bullying jenis ini dilakukan secara langsung yang meninggalkan luka atau bekas.
- VERBAL
bullying verbal biasanya dilakukan dengan “kata-kata” seperti mengolok-olok, mencaci, menyindir dll.
- PSIKOLOGIS
sedangkan Bullying secara psikologis, umumnya tidak dilakukan/lontarkan secara langsung, namun tindakannya secara psikologis tetap berbekas dan menyakitkan, seperti memfitnah, meyebarkan gosip, mempermalukan korban di depan umum, dan menolak (melakukan penolakan)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
nah, akhir-akhir ini terutama pada kasus “anak jendral” saya merasa telah terjadi Bullying masal, yang terjadi cukup serentak didunia maya, secara tidak sengaja “kita” telah membuly si “anak jedral” melalui kata-kata yang kita tulis, baik itu di media sosial, kolom komentar berita, forum diskusi, sampai status BBM,
kalo anda memperhatikan komentar-komentar di “internet” jenisnya saya kira lengkap, dari A-Z, yang intinya cuma 1, menyalahkan si “anak jendral”.
saya tidak membela, si “anak jendral”, karna memang, anak SMP pun pasti tau, yang dilakukan “anak jendral” sudah pasti 1000% salah, cuman ketika hampir seluruh “netter” membully “dia” saya rasa, dia pasti amat sangat syok. sangat-sangat syok….
bahkan kalo ngak kuat dengan “sangsi sosial” tersebut bisa saja si “anak” bunuh diri.
beberapa dari kita mungkin tidak merasa telah membully si ”anak jendral”, tapi nyatanya dan ternyata kita telah melakukannya. paling tidak menjadi bagian dari orang yang melakukannya.
di sistem tatanan sosial kita, hal-hal seperti ini, memang terkesan wajar, “menghakimi” seseorang dengan cemoohan dipandang sebagai sebuah respon sosial yang wajar, namun diranah internet dimana semua informasi terekam dengan baik dan cendrung “abadi” hal seperti ini secara psikologis dapat memiliki efek yang berkepanjangan.
”masih ingatkah anda dengan kasus “Ar*el"”, tentu masih, kejadian itu sudah terkubur beberapa tahun yang lalu, dan cendrung dilupakan didunia nyata, namun coba anda tengok ke dunia maya, semua infromasi tentang hal tersebut, tersimpan, dan diarsipkan secara rapi, siap diakses kapan saja.
saya khawatir bullying yang berlebihan di media internet, dapat berdampak terlalu panjang, karena jujur, didunia ini tidak ada yang sempurna, semua manusia punya sisi gelap, dan semua berhak untuk memperbaikinya, jangan sampai sebuah kesalahn yang besar, lalu masa depan seseorang jadi kacau dan GELAP GULITA,
ini memang sisi lain dari internet, dimana seringkali kita lebih mudah mengatakan sesuatu yang “kurang pantas” di media sosial, forum, status BBM” dibanding didunia nyata, karna memang beberapa orang merasa, bahwa apa yang dia katakan di “internet” tidak diketahui banyak orang, atau tidak diketahui oleh objek yang di bully. tapi nyatanya tidak bukan.
saya rasa si “anak jendra” tidak akan berani mengetikkan namanya di Google, karna yang ia dapat hanyalah hal-hal yang membuat psikologinya menjadi tertekan.
udah gitu aj.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda