Letak taman dari sebetulnya tidak terlalu jauh dari Komplek Kraton Jogjakarta, tapi kalau jalan kaki kayaknya bakal berpotensi bengkak-bengkak hehe bagi anda yang tidak bawa kendaraan pribadi sebaiknya dari Kraton ke Taman Sari naik becak saja tarifnya Rp.5000.
Pada mulanya pada Masa Sultan Hamengkubuowo I (Pangeran Mangkubumi) Taman Sari dibangun untuk menghormati jasa istri-istri sultan yang telah banyak membantu selama masa peperangan. Desain dan pembangunan ini dikerjakan oleh Demak Tegis (Arsitek berkebangsaan Portugis) dan Bupati Madiun.
Ketika anda memasuki kawasan Kolam tepat disisi kiri kolam, terdapat menara panggung, menurut sumber yang terpercaya, melalui menara panggung inilah sultan biasa menyaksikan tarian-tarian yang berada dibawah, menara ini terdiri atas 3 tingkat, dimana masing-masing lantai dihubungkan dengan tangga kayu, ketika saya kesana kondisi tangga sebagian sudah agak rapuh (goyang-goyang).
tepat berada dibawah menara ada ruangan-ruangan yang inik disalah satu ruangan (pojok) terdapat ranjang yang menyatu dengan bangunan, nah saat saya kesana diatas ranjangnya (menurut saya ini ranjang yah) ada sejenis sesajen (kayaknya sesajen) atau mungkin untuk mengusir nyamuk yah .
tepat berada dibelakang (dibelakang atau disamping yah , pokoknya disitu deh ) anda dapat menjumpai kolam lain yang dulunya khusus untuk keluarga raja saja. dari sisi desain memang nampaknya agak lebih premium sih bentuknyapun tidak terlalu besar,
Kolam pemandian di Kawasan Taman Sari ini terbagi menjadi 3 yakni Umbul Kawitan (Kolam untuk putra dan Putri raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir) dan umbul panguras (kolam khusus untuk raja. ( bisa anda liat sendiri digambar). tebakan saya, kolam yang terakhir itu khusus untuk Raja.
ane ngak bisa banyain suasana di kawasan ini 200 tahun yang lalu pasti seeeeegerrrrrrrrrr hehehheh soalnya airnya kan masih sangat jernih .
sayangnya kawasan ini saya rasa agak kurang bersih, tembok-temboknnya pada kusem… ane ngak tau ini kesengajaan supaya tetap seperti dulu ketika kawasan ini masih dipakai atau memang karena kurang perawatan, tapi logikanya dulu waktu tempat ini masih dipakai ngak mungkinkan temboknya pada kusem .
tapi tetaplah ini sebuah peninggalan sejarah yang tidak boleh tidak dikunjungi….
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda